IGI dan SAGUSABLOG

Berdirinya IGI dan Diklat Online Gratis SAGUSABLOG.

EduSmart SMA Negeri 1 Kampung Laut

Pembelajaran Jarak Jauh menggunakan platform EduSmart di Tengah Pandemi Covid-19, Tetap Belajar dan Belajar.

SAGUSABLOG Angkatan 49 Kelas M

Diklat Online Gratis Bersertifikat IGI-Ikatan Guru Indonesia, melalaui Channel SAGUSABLOG-Satu Guru Satu Blog Angkatan 49, Tanggal 18 s.d. 24 Oktober 2020, Menjadikan Guru Berinovasi Ngeblog.

Selasa, 26 November 2024

PGP-11-Kabupaten Cilacap-Akhmad Sulthoni-3.3-Aksi Nyata

 

BUKTI UNGGAH AKSI NYATA MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

 

1.    CHANNEL YOUTUBE 

 


2.    BUKTI KARYA PMM https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/989616

 




Senin, 26 Oktober 2020

Artikel

Artikel Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid melalui Pembelajaran Berdiferensiasi


Pembelajaran Berdiferensiasi: Kunci untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid

Oleh Akhmad Sulthoni

 

Dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, kebutuhan untuk mengakomodasi keragaman dalam kelas menjadi semakin penting. Tidak ada dua murid yang sama; mereka datang dengan latar belakang, minat, kemampuan, dan gaya belajar yang berbeda. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan setiap murid secara individual sangat diperlukan. Salah satu pendekatan yang paling efektif adalah pembelajaran berdiferensiasi.

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan di mana guru menyesuaikan konten, proses, dan produk pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam. Menurut Tomlinson (2001), diferensiasi berarti menyediakan berbagai cara bagi murid untuk memahami informasi dan menunjukkan apa yang mereka pelajari. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, guru harus fleksibel dalam mengatur pengajaran dan membuat keputusan berdasarkan kebutuhan, kesiapan, dan minat murid.

Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Penting?

Salah satu alasan utama pembelajaran berdiferensiasi sangat penting adalah karena keragaman dalam kelas. Di kelas yang terdiri dari murid dengan berbagai latar belakang dan kemampuan, pendekatan satu ukuran untuk semua tidak efektif. Sebagai gantinya, guru perlu menyesuaikan pendekatan mereka untuk memastikan semua murid dapat belajar secara optimal (Tomlinson & Imbeau, 2010).

Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan motivasi dan partisipasi murid. Ketika pembelajaran disesuaikan dengan minat dan kebutuhan mereka, murid lebih cenderung terlibat secara aktif dalam proses belajar. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar (Sousa & Tomlinson, 2018).

Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi di Kelas

Implementasi pembelajaran berdiferensiasi dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:

  1. Diferensiasi Konten: Menyediakan materi pembelajaran yang berbeda berdasarkan kesiapan murid. Misalnya, untuk topik yang sama, beberapa murid dapat diberi teks bacaan yang lebih sederhana, sementara yang lain mungkin diberi teks yang lebih kompleks.
  2. Diferensiasi Proses: Menyediakan berbagai aktivitas pembelajaran yang berbeda untuk membantu murid memahami konsep. Beberapa murid mungkin lebih suka bekerja dalam kelompok, sementara yang lain mungkin lebih suka bekerja secara individu.
  3. Diferensiasi Produk: Memberikan pilihan kepada murid untuk menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang berbeda. Misalnya, murid dapat memilih untuk membuat presentasi, menulis laporan, atau membuat proyek kreatif.

Mulyadi (2016) mencatat bahwa diferensiasi ini membantu mengatasi keberagaman murid dan memastikan bahwa setiap murid dapat belajar dengan cara yang paling sesuai dengan mereka.

Refleksi dan Tantangan dalam Implementasi

Dalam proses belajar tentang pembelajaran berdiferensiasi, banyak guru mungkin mengalami perubahan pemikiran. Sebelumnya, guru mungkin berpikir bahwa pengajaran yang adil adalah memberikan materi yang sama kepada semua murid. Namun, melalui pembelajaran berdiferensiasi, guru menyadari bahwa keadilan dalam pendidikan berarti memberikan apa yang diperlukan oleh setiap murid, bukan hanya apa yang sama rata.

Namun, implementasi pembelajaran berdiferensiasi tidak tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan waktu dan sumber daya. Guru harus merencanakan dan mempersiapkan berbagai materi dan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan setiap murid. Meski begitu, dengan pemahaman yang baik dan dukungan yang tepat, pembelajaran berdiferensiasi dapat berhasil diterapkan dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan murid (Stradling & Saunders, 2014).

Kesimpulan

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang penting untuk memenuhi kebutuhan belajar murid yang beragam dan membantu mereka mencapai hasil belajar yang optimal. Meskipun menghadapi banyak tantangan, penting bagi guru untuk tetap positif dan fokus pada tujuan akhir, yaitu memberdayakan murid untuk belajar dengan cara yang paling efektif bagi mereka. Melalui pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan semua murid.

 

Daftar Pustaka

Mulyadi, D. (2016). Pembelajaran Berdiferensiasi: Strategi Pembelajaran yang Efektif untuk Mengatasi Keberagaman Siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 21(4), 452-465.

Santrock, J. W. (2011). Educational Psychology (5th ed.). McGraw-Hill.

Sousa, D. A., & Tomlinson, C. A. (2018). Differentiation and the Brain: How Neuroscience Supports the Learner-Friendly Classroom (2nd ed.). ASCD.

Stradling, R., & Saunders, L. (2014). Differentiation in Action: Meeting the Needs of All Learners. Routledge.

Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms (2nd ed.). ASCD.

Tomlinson, C. A., & Imbeau, M. B. (2010). Leading and Managing a Differentiated Classroom. ASCD.

 g.

Minggu, 25 Oktober 2020

Artikel Terpopuler


Ikatan Guru Indonesia - IGI adalah organisasi guru yang diinisiasi tahun 2000 dengan nama Klub Guru Indonesia di bawah kepemimpinan Ahmad Rizali. Klub Guru Indonesia secara resmi berbadan hukum pada tanggal 26 November 2009 dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM NomorAHU-125.AH.01.06 Tahun 2009. Pada Surat Keputusan tersebut, Klub Guru Indonesia berubah nama menjadi Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan dipimpin oleh Ketua Umum Satria Dharma dan Sekretaris Jenderal Muhammad Ihsan dari IGI Wilayah Jawa Timur serta Ketua Dewan Pembina Indra Djati Sidi dari Wilayah Jawa Barat.

Pada tanggal 30-31 Januari 2016, Ikatan Guru Indonesia melaksanakan Kongres II di Makasar. Pada Kongres ini, Muhammad Ramli Rahim dari Sulawesi Selatan dan Mampuono dari Jawa Tengah terpilih sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal IGI periode 2016-2021. Di bawah kepemimpinan Muhammad Ramli Rahim dan Mampuono ini, IGI mengalami perkembangan cukup pesat dan berhasil mendirikan IGI wilayah di 34 provinsi, 1 wilayah luar negeri, dan IGI daerah di 400 kota dan kabupaten di Indonesia.

Selain mengembangkan IGI wilayah dan daerah, duet Muhammad Ramli Rahim dan Mampuono tetap fokus pada peningkatan kompetensi guru. Terkait peningkatan kompetensi guru ini, IGI menyelenggarakan kegiatan workshop, diklat, seminar, hingga simposium. Pada 2016 silam, IGI pun mengembangkan seratus organisasi guru mata pelajaran tingkat nasional yang disebut IGMP (Ikatan Guru Mata Pelajaran).

Diantara diklat online gratis populer saat ini adalah SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog)

SAGUSABLOG (Satu Guru Satu Blog) yang diprakarsai oleh Ikatan Guru Indonesia dan diselenggarakan secara GRATIS oleh @mrmung sebagai invator dan narasumber dengan menggunakan media aplikasi telegram membuka tirai yang menyelimuti ruang diklat atau workshop bagi para guru di timur Indonesia untuk ikut meningkatkan kompetensi profesi dalam melakukan inovasi pembelajaran berbasis IT.

Inovasi pembelajaran yang dilakukan dalam workshop ataupun diklat berbasis IT di bagian Timur Indonesia terutama Maluku sangat jarang dilakukan baik terbatasnya mata diklat atau program yang direncanakan oleh Balai Diklat maupun lembaga-lemabaga Pendidikan terkait sehingga menjauhkan para guru dengan dunia Inovasi berbasis Internet kecuali bagi para guru yang pingin mandiri.

Kemandirian para Guru di Maluku kadang terbatas dengan kurangnya mentor maupun terbatasnya Internet yang terkesan Merogok Koceh lumayan besar sehingga mengurangi keinginan para guru untuk terus mengembangkan diri disamping persaingan kualitas antar lembaga maupun antar para guru masih kurang sesuai dengan yang diharapkan.

Kehadiran Workshop SAGUSABLOG ONLINE bagi sebagian guru yang mempunyai keinginan besar untuk mengembangkan diri guna memenuhi tuntutan pembelajaran berbasis Online menjadi angin segar serta dorongan untuk bangkit serta berupaya menyetarakan diri dengan ketertinggalan yang begitu jauh. Namun semangat juang serta tatapan penuh harap untuk kemajuan dunia Pendidikan di Maluku menjadi sebuah harapan yang mungkin tidak lagi mimpi walau masih terkesan sedikit menanjak untuk menggapainya.

Mimpi yang tumbuh dari sebuah realitas dan harapan yang menggelora dalam real waktu dan kesempatan yang telah terbuka luas tidak menjadi mimpi hampa tanpa bukti. Alhamdulillah melalui Workshop SAGUSABLOG Online GRATIS kami hadirkan Blog sederhana yang membutuhkan banyak uluran tangan serta bimbingan para senior serta teman-teman dalam moto “Sharing and Growing Together” – berkembang dan tumbuh bersama menjadi perekat guru di Timur Indonesia dengan Guru di seluruh Nusantara.

Sumber:
https://www.igi.or.id/sagusablog-online-meretas-kesenjangan-mutu-guru-indonesia.html

Produk Saya

  TAPLAK MEJA ASLI KAMPUNG LAUT


Sabtu, 24 Oktober 2020

Guru Belajar Ngeblog

 

Konsultan